Hutan di Dekat Pantai Muara Hitam

Hai namsaya Rizka Fajria, saya memiliki empat sahabat yang baik banget.

• Nabilah Edza Afifah
• Hanna Khairunnisa
• Ana Sela Martanevia
• Mutia Aulia

Pada hari minggu pas ltanteran sekolah kami berlima pergi ke pantai Muara Hitam. Dan pada saat kami sampai disana hanyalah terdpt sebuah rumah besar namun kumuh, salah satu penduduk sekitar mengatakn bahwa rumah tersebut merupakn tempat tinggal sebuah keluarga yang sangat baik namun dia semua tewas karena ada suatu tragedi. Mobil yang keluarga itu pakai terjatuh ke dalam jurang dekat Pantai Muara Hitam namun naasnya jasad dia tak pernah ditemukan.

Kami berlima hanya bergidik ngeri mendengarnya. Kami memutuskan untuk tinggal dirumah tanteku yang bernama Nursanti. Namun entah mengapa pada saat kami menginjakn kaki dirumah itu, kami merasa bahwa ada yang sedang berbisik, padahal disana tante Santi hanya tinggal bertiga dg Putrinya Aliya Zafira dan pembantunya Ratih.

Besoknya Aku dan sahabat-sahabatku pergi ke pantai bersama dg tante Santi dg Aliya.

“Tante, mana bibi Ratih?” Tanya Hanna yang memang lebih manusiawi dibandingkan kami *hehe.
“Bibi katanya sedang tidak enak badan” jawab tanteku singkat jelas dan padat.

Ok, kamipun langsung menceburkan diri kedalam air laut. stlah puas bermain kami bejalan pulang ke rumah. Namun entah karena keasyikan berckamu rupanya kami bukan sampai ke rumah melainkan memasuki hutan yang sekarang ramai membicaraknnya.

Tiba-tiba… Srek…

“Siapa itu?” teriak Nabilah.
“Hi…hi…hi” suara balasan yang membuat kami mati ketsayatan.
“Ayolah jangan berckamu!” Bentak Sela yang sudah mulai hilang keberaniannya.
“Dulu… saya.. adalah… anak… yang… manis.. dan… lucu.. hi.. hi.. hi”
“Kamu siapa sayang?” Tanysaya dg lembut.

Tiba-tiba ia berjalan namun apa yang kami lihat? kami melihat ia tak berjalan, dan terlihat darah dimana mana? Wajah kami semua pucat pasi! namun ketsayatan itu tak berlangsung lama karena ia berkata dg kata yang menyentuh hati.

“Sayang? baru 1 kali saya dibilang sayang. Dulu tante dan ayahku sangat membenciku, saya ingat saat saya membunuh dia yang telah membuatku menjadi seperti ini. Namun saya sangat berterima kasih kepada kalian yang telah memanggilku dg kalimat lembut seperti itu. Karena dulu saya sangat dibenci oleh orang lain”. Katanya, lalu yang kami lihat ia berubah menjadi sebuah cahaya yang akhirnya menghilang.


EmoticonEmoticon