Ketika itu pelajaran sekolah sungguh sangat membuatku ngantuk, dan tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak belakngku dg keras.
“Rizka… Rizka” Teriak temanku yang bernama Wahdaniah.
“Iya… ada apa?” Tanysaya,
“Ganti air untuk cuci tangan yuk” Ajak Wahda.
“Baiklah” Sahutku.
Kamipun segera berjalan ke dalam toilet untuk mengambil air, namun tak ada air satupun. Yang kulihat hanya ada air di sebuah toilet yang sudah sangat lama tidak dtanteka, namun hari ini rupanya toilet tersebut telah dtanteka. Lalu saya segera masuk ke dalam toilet itu, sedangkan temanku Wahdaniah menunggu didepan toilet. Dan tiba-tiba terdengar sebuah suara ketawa.
“Hi… hi… hi”
“Wahda jangan berckamu lah” Katsaya.
“Hi… hi… hi” balasnya.
“Wahda” Bentak dan teriak ku.
“Apa Rizka?” Tanya Wahda yang sepertinya sedang bingung.
“Kau ini berckamu ya? jangan meniru suara ketawa kuntilanak” ceramahku dg dada kembang kempis.
Lalu entah kenapa tiba-tiba toilet tersebut terasa sangat dingin sekali. Kami berdua pun menoleh ke arah samping, dan kami melihat sesosok kuntilanak dg muka pucat, darah dimana-mana, memakai baju putih dg noda darah dan hal-hal menyeramkan lainnya. Dengan segera kuseret Wahda menjauh dari tempat itu, dan sekarang saya berjanji tak akn datang ke toilet paling belakng dan sangat seram itu lagi.
EmoticonEmoticon