Ditahun 80-an, di daerah ku orang-orang masih sering bermalam di ladang (kebun) karena kebun nya jauh dari pemukiman, kalau jalan kaki bsa sampai 4 jam untuk ke sana. Pada suatu hari saya dan kakek pergi ke kebun dan bermalam disana untuk beberapa hari, hari 1 berjalan biasa-biasa saja. Suasana nya cukup sejuk dan dingin, karena memang daerahku ini di dataran tinggi. Malam pun menjelang saya dan kakek masak bersama di gelapnya malam, karena cuma memakai lampu minyak kecil sebagai penerang.
Perlu diingat, rumah kebun kakek memang kecil kira-kira 3×4 meter tapi masih memiliki dapur dan rumah nya bertingkat, tingkat bawah dinding nya hanya berupa bambu yang dibelah-belah dan dipsayakan berjarak-jarak, stlah itu kami makn dan selanjutnya kami rebah-rebahan (karena memang gak tau mau ngapain lagi, namanya juga diladang), saya lihat jam tangan kakek baru menunjukkan angka 8 pantas mata belum ngantuk, saya dan kakek ngobrol sampai akhirnya saya tertidur sendiri.
Tengah malam (saya tidak tau entah jam berapa) saya terjaga karena kebelet buang air kecil, karena tsayat keluar rumah sendirian saya coba bangunin kakek tapi kakek gak bangun-bangun. Karena sudah gak tahan saya beranikan diri keluar rumah sendiri untuk buang air kecil, dalam gelap gulita di sekeliling dan di langit tampak gelap tanpa ada 1 bintang pun. Pas lagi buang air kecil, kok seperti ada yang memperhatikan ku dari arah belakng, (dalam hati, “apa itu kakek atau cuma perasaan ku saja”).
Karena tsayat saya berlari masuk ke rumah dan membangunkan kakek sambil teriak-teriak, tapi anehanya sekeras apapun saya berteriak kok kakek gak bangun juga. Karena khawatir dan tsayat saya coba menempelkan tanganku untuk meraba napas dan nadi kakek, bukan main terkejutnya saya pada saat itu kakek telah meninggal. Disaat saya dalam keadaan ketsayatan dan sekarang ketsayatanku bertambah sangat besar Stlah menyadari kakek telah meninggal (karena jujur saja saya tsayat melihat orang meninggal).
Aku gak tau lagi harus bagaimana, karena sekarang saya dalam keadaan ketsayatan berada di kebun yang jarak nya sangat jauh dari rumahku, sendirian lagi. Aku terduduk disamping pintu memkamung cahaya remang tubuh kakek yang sudah meninggal, saya mengambil dan melihat jam tangan kakek jam 2, kira-kira 4 jam lebih lagi menjelang siang. Tiba-tiba, kok seperti ada langkah kaki yang menaiki tangga menuju rumah, langkah nya begitu pelan dan saya terus menatap ke pintu, sebelum sesaat kemuian saya memkamung ke arah kakek dan kakek seperti berlari ke arahku sambil mencekikku.
Seketika saya terbangun dari tidurku Stlah kakek menggoyang-goyang bahuku (ternyata saya cuma mimpi, he he he), kakek bilang saya tidur seperti orang yang lagi mimpi buruk. Dan jam tangan kakek masih di tangan ku dan ku lihat jam 8.30 berarti saya tertidur cuma +/- 30 menit. Aku kemuian mau bercerita ke kakek yang saat itu membelakngi ku, begitu kakek berbalik, alamak.
Kemana bola mata kakek? Kakek seperti berubah menjadi hantu tanpa bola mata, saya kembali ketsayatan setengah mati dan saya kembali menjauh dari kakek sambil teriak-teriak sekuat tenaga sampai kakek mengejarku dan menggigit leher bawah telingsaya, dan seketika itu juga saya terbangun dari tidurku dan terasa leherku digigit semut. Dalam hati saya berkata “kok mimpiku seseram ini ya, bukan kah sebelum ini saya sudah terbangun tapi ternyata itu masih dalam mimpi, apakah sekarang juga masih dalam mimpi atau?”.
Untuk menjawab nya saya mencubit tangan ku dan terasa sakit, berarti saya sudah benar-benar terjaga. Dan kulihat kakek sudah tidak ada di sampingku, “kemana perginya kakek ya?”, saya coba melihat keluar lumah, “ohh, ternyata sudah pagi, kakek pasti ke sungai mangambil wudhu”. Tak berapa lama Stlah itu kakek pun pulang, dan saya langsung memeriksa mata kakek.
“dasar bocah semprul, memang ada apa dg mata kakek?” kakek marah-marah karena saya memeriksa matanya dg tangan, dan saya senyum-senyum sendiri menuju sungai, Tamat.
*Lucid dream adalah sebuah mimpi ketika seseorang sadar bahwa ia sedang bermimpi. Banyak istilah untuk mimpi sadar yaitu mimpi di dalam mimpi, ketindihan dan sebagainya.
EmoticonEmoticon