Perkenalkan namsaya ahmad, saya asal dari sebuah kampung di wilayah jawa barat. Aku akn menceritakn sebuah pengalaman nyata yang pernah saya alami sekitar tahun 2011 disebuah kawasan serawak – malaysia timur tepatnya di sebuah tempat yang bernama Bsayan. Aku bekerja disebuah perusahaan konstruksi yang berpusat di shah alam – selangor – malaysia.
Project main HEP ( Hydro Electric Project) ini sudah berlangsung cukup lama bahkan sudah menginjak 5 tahunan tapi tak kunjung selesai, sehingga perusahaan terpaksa mengirimkan 11 orang dari malaysia barat ke serawak untuk membantu pekerja disana agar cepat selesai. Pertama kali kami sampai disana di bkamura bintulu kami sudah dijemput supir perusahaan, perjalanan dari bkamura sampai ke bsayan memakn waktu hampir 5 jam, kami berangkat sekitar pukul 12.30 sampai disana pukul 17.30 dan kami istirahat di sebuah rumah yang diseiakn perusahaan.
Keberadaan kami disambut hangat oleh para pekerja disana, awal kerja kami sudah dibagi bagi grup, saya sendiri mempunyai anggota 3 orang, yang lain ada yang 2 orang dan 3 orang. Alhamdulillah kami bekerja dg baik dan boleh dikatakn memuaskan, namun kejaian yang begitu mengerikan terjadi ketika grupku mendpt kerja diwilayah paling bawah tepatnya 20 meter bawah tanah untuk membuang bracing pipa dan membuka kran pembuangan air akibat kebanjiran di zona bawah. Hujan terus menerus yang menyebabkan tempat tersebut menjadi banjir pada bangunan.
Dengan bermodalkan lampu senter kami menuruni tangga bawah tanah karna lampu penerangan bagian bawah hampir dikatakn kurang menerangi semua kawasan bangunan. Begitu sampai dilantai bawah saya merasakn hawa atau suasana yang berbeda begitu dingin dan sepi tanpa ada orang lain selain kami berempat. Padahal bangunan cukup luas dan panjang lampu terpasang yang menyala cuma ada 2 diujung, tanpa membuang waktu kami beraksi untuk secepatnya membuka kran air yang terendam air agar air cepat surut. Dengan susah payah kami berusaha semaksimal mungkin dan akhirnya kranpun bsa diputar dan membuang semua air.
Kami istirahat duduk berskamur dinding sambil mengatur nafas, selang beberapa menit 2 orang iantara kami pamit mau buang air dilantai atas karna toilet ada dilantai paling atas, tinggalah saya dan mashur (nama temanku) duduk bercerita, tiba tiba melayang sosok wanita dg gaun putih, berambut panjang namun berwajah rata menembus sebuah main hole (pintu darurat) untuk service turbin, saya tarik temanku untuk kejar perempuan tersebut namun ketika masuk ke main hole. Astaghfirullohal adzim makhluk hitam tinggi besar didepan kami, terpaksa kami berlari mencari tangga emergency untuk segera naik ke lantai dasar atas, rupanya kami tidak bsa sampai ke atas karna makhluk itu yang membuat kami berputar putar dan lari kesana kesini tapi tetap ditempat yang tadi.
Kami iam dan saling pkamung, saya bilang “lebih baik kita berdo’a semampu kita dan kita cari jalan keluar”, disaat itu jujur saya mau pingsan dan sudah tidak kuat melihat begitu banyak makhluk makhluk gaib yang mulai menampakn eksistensinya. Aku lemas dan gemetar karna temanku sudah tak sadarkan diri dari tadi, hanya saya kini terduduk dilantai dikelilingi makhluk itu. Aku memejamkan mata ketika makhluk itu mendekati wajahku, saya hanya mampu membaca ta awudz, qulhu falaq binnas. Ya ampun bau bangkai dan amis darah begitu menyengat sampai saya mau muntah. Tiba tiba saya melihat lampu senter dari tangga dan terlihat beberapa orang menuruni tangga dan semua gelap, saya tak sadarkan diri.
Aku mencium bau minyak angin dan saya buka mata. Aku ada dimana ini, ramai orang-orang mengerumuniku. Aku duduk dan diberi minum, datanglah supervisorku, ia berkata syukur kalian selamat dan masih sempat ditolong kalau tidak mungkin kalian tidak akn bsa kembali lagi. Karna kenapa project lama selasai karna banyak kasus orang meninggal ditempat kerja. Rupanya project itu sudah memakn banyak korban dari mulai awal project sampai saya datang kesitu, ada yang jatuh ke bawah dan menancap pada besi kongkret, ada 1 truk jatuh ke jurang mati semua pekerja, ada yang mati dicekik, mati tenggelam, ada yang jatuh dari truk, saya merinding mendengarnya. Para pekerja tempatan mengacungkan jempol pada kami dan bilang “kalian memang pemberani dan gila, kami asli orang sini aja gak berani masuk kawasan situ”, saya cuma senyum.
Seminggu Stlah kejaian itu managerku dari kuala lumpur menarik pasukanku kembali ke base camp di kuala lumpur. Alhamdulillah project pun sudah siap dan sekarang dah 3 tahun beroperasi. Itu saja cerita dari saya maaf jika kurang menyeramkan karena kejaian asli susah untuk dilukiskan dg sebuah tulisan, “Jangan pernah baca cerita misteri sendirian, karena dia ada disekitar kita“.
EmoticonEmoticon