Hantu Ditempat Tante Hanna

Jarum jam telah menunjuk ke arah pukul 12.00 siang.

“Rizka…” Teriak seseorang.
“Eh.. hanna ada apa?” Sahut dan tanysaya.
“Ltanteran tahun ini kita pergi ke rumah tanteku yuk, dg Nabilah!” Serunya riang.
“Ok..”Jawabku singkat.

Besoknya yaitu bertepatan pada hari minggu Hanna, Aku, dan Nabilah pergi menggunakn mobil milik ayah Hanna.
stlah beberapa jam kamipun sampai kerumah tantenya Hanna.

“Assalamu’alaikum..tante Rahma” Panggil Hanna.
“Wa’alaikumsallam…Oh..Hanna apa kabar” Sahut tantenya Hanna.
“Baik kok tante.. kalau tante sendiri bagaimana?” Tanya Hanna.
“Baik… eh ada temannya Hanna ya. Ayo, silahkan masuk” Seru tante Rahma.

stlah masuk ke dalam rumah kamipun berbincang-bincang sebentar. Lalu saya, Hanna, dan Nabilah pergi menuju ke kamar tamu. Baru saja saya, Hanna, dan Nabilah menyentuh tempat tidur besar itu tiba-tiba kami mendengar suara tangisan. Namun, tangisan tersebut berasal dari kamar mandi di dekat kamar kami. Kami bertiga dg sigap mengambil langkah lebar-lebar sambil berteriak. Tante Rahma yang mendengarkan teriakn kamipun dg segera menyusul untuk menenangkan.

“Astaghfirullah…Kalian kenapa teriak-teriak?” Tanya tante Rahma dg nada kaget.
“Itu.. itu.. ada tangisan di kamar” Jelas Hanna terbata-bata.
“Pasti ia berulah lagi” Ucap tante Rahma pelan hampir tak terdengar, kemuian ia berkata dg senyum dipaksakn.
“Mungkin kalian hanya kecapekan, mari kalian istirahatkan diri masing-masing”.

Sorenya kami bersahabat jalan-jalan ke gunung yang katanya banyak penunggunya. Baru saja kami berada ditengah hutan tiba-tiba Nabilah berteriak ketsayatan. Katanya ia barusan melihat hantu kuntilanak dg mata menatap kosong, bajunya berwarna merah bagaikan darah, dan muka berbulu setengah tengkorak. Kamipun dg keberanian tersisa langsung berlari menuju gunung itu.

Di gunung kami merasakn ada hawa dingin menerpa kulit. Aku, Hanna, dan Nabilah berjalan menuju danau Putasari. Tapi, kami bertiga malah berjumpa dg seorang anak kecil dg api diseluruh tubuhanya. Aku dan sahabatku pun langsung berlari secepat mungkin, rupanya jalan tak semulus apa yang dibayangkan. Aku melihat pocong, Hanna melihat sundel bolong, Nabilah melihat Leak dan masih banyak hantu menyeramkan lainnya.

stlah sampai ke rumah tante Rahma, kamipun langsung menceritakn semuanya. Dan saya, Hanna, Nabilah langsung bertanya suara disiang hari dan tangisan siapakah itu? Tante rahma menjawab bahwa. “Itu adalah anak tante yang dtantenuh oleh mantan suamiku”. Akhirnya Aku, Hanna, dan Nabilah langsung diminta jemput oleh orang tua masing-masing.


EmoticonEmoticon