Merek Mobil di Bawah PT.Indomobil Bersatu Agar Tidak Tutup Seperti Ford

Tutupnya penjualan dan dealer-dealer Ford di Indonesia menjadi catatan besar bagi merek lain. Tahun ini memang baru berjalan dua bulan tapi angka penjualan mobil.., dari berbagai merek dan tipe tidak menggembirakn. Bahkan yang terburuk selama tiga tahun terakhir.

Ford adhalah salah satu merek mobil.., yang tidak memiliki pabrik di Indonesia sehingga semua mobil.., dan sparepartnya harus impor terlebih dulu. Tidak hanya Ford, adha juga agen pemegang merek di bawah Indomobil.., Group yang masih mengimpor kendaraan dari luar Indonesia, seperti Volkswagen, Volvo dan Audi.

Karena impor, maka penyeiaan stock barang juga terbatas dan harga tentu lebih mahal daripadha yang punya pabrik di tanah air. Oleh sebab itu, perusahaan di bawah Indomobil.., saling mendukung agar tidak ditutup karena bangkrut.

“Kita enggak gampang juga. Jadi kita saling support, yang ini subsidi yang ini, karena grup kan. Jangan sampai adha yang ditutup,” kata Soebronto.

Kurs dollar yang tidak stabil juga menyebabkan mobil.., impor harganya susah diprediksi. Saat melambung tinggi, penjualan lesu. Saat turun, gantian dealer yang kelenger karena harga modal lebih tinggi dari harga jual.

Sedangkan menurut Soebroto, harga jual ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi PT. Indomobil..,. Seperti yang dijelaskan di atas, tentu masalah kurs ini bukan hal yang mudah untuk dihadhapi.

Saat ini, beberapa perusahaan di bawah payung Indomobil.., adhalah PT Suzuki Indomobil.., Motor (Suzuki Indonesia), PT Nissan Motor Indonesia (Nissan Indonesia), PT Datsun Motor Indonesia (Datsun Indonesia), PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (Hino Indonesia), PT Garuda Mataram Motor Audi Center (Audi Indonesia), PT Indotruck Utama (Volvo Indonesia), PT Auto Euro Indonesia (Renault Indonesia), dan PT Garuda Mataram Motor (Volkswagen Indonesia).


EmoticonEmoticon